19.1.11

HUJAN.


Tadi pagi, tetesan air itu berlomba lagi.
Tapi kali ini mereka dipaksa waktu, agar matahari mendapat gilirannya.
Selalu seperti itu beberapa hari belakangan ini.
Aku tidak pernah sempat menikmati mereka, aku terlalu nyaman meringkuk dibalik kain tebal itu.
Yang aku dapatkan hanya sayup-sayup bunyinya, saat mereka mencapai aspal hitam.

Aku suka mengumpamakan diriku adalah 1 dari ribuan tetesan air itu.
Yang terlihat kasat mata, tetesan air itu jatuh begitu saja, jatuh ke tempat dia berada. Tapi pagi ini aku berfikir, apa memang seperti itu? Apa justru mereka memilih jalan mereka sendiri? Mereka bisa bergabung dengan yang lain agar lebih cepat mencapai tujuannya. Ada yang hanya puas bersandar pada sebuah daun, tapi ada yang bergerak setelah mereka merasa puas bersandar pada daun tersebut.

Jika aku tetesan air hujan, apakah aku sudah memilih jalan yang benar?
Dimana aku akan berakhir?
Apakah itu menyenangkan?

Aku khawatir. Itu saja.

Tidak ada komentar: