19.11.10

Mata Rantai

Post-an random sebelum ini gw buat setelah gw baca salah satu bab nyanyian sunyi seorang bisu - nya Pramoedya Ananta Toer

Ini beberapa kutipan kalimat yang gw suka :

"Dan aku hanya satu mata rantai antara orang tuaku dengan anak-anakku."

"Di atasku ada dua mata rantai yang kukenal. Dibawahku ada dua mata rantai yang belum kukenal, atau lebih tepatnya : belum aku kenal, sekalipun boleh jadi mereka mengenal sedikit dan samar. Adakah aku sebagai mata rantai dan mata rantai dibawahku masih berkait-kaitan dengan yang diatasku? Aku belum tahu. Apakah buah apel itu terlalu jauh jatuh dari batangnya? Adakah kacang sudah meninggalkan lanjarannya? Aku tak tahu. Dan dengan ini telah kuusahakan apa yang aku bisa usahakan "

"Setiap kacang harus mengenal lanjaran, dan setiap apel harus mengenal pokok, untuk bisa mengenal, dan mengukur dirinya sendiri. Juga untuk mengetahui, apakah diri lebih merosot dari orang tuanya, apakah lebih maju, lebih terbelakang ataukah lebih bijaksana"


Mungkin gw 'nyeleneh' (kurang ajar) dalam post-an sebelumnya. Tapi itu figur bokap yang gw suka, seorang ayah yang bisa selalu buat putrinya tertawa, tanpa segan untuk mempermalukan dirinya sendiriItu hanya sebagian sifat bokap, masih banyak yang lainnya.

Gw mau mencoba menjadi mata rantai antara beliau sama nanti (mungkin) cucu-cucunya. Jujur, gw ga sempat kenal kakek dari bokap, tapi kalau ingin meraba dari hasil didikan beliau sendiri (bokap), gw yakin banyak cerita yang bisa diambil. Dan gw ga mau nanti (mudah-mudahan) cucunya ga akan kenal sosok kakek yang satu ini.

Ini masuk list project jangka panjang (sekali) :D. MATA RANTAI. Cara gw pasti sangat jauh dari caranya Pramoedya Ananta Toer sewaktu bercerita tentang orang tuanya. Saya akan lakukan dengan cara saya. :)

Dan dengan ini telah kuusahakan apa yang aku bisa usahakan


Tidak ada komentar: