10.10.10

Nona Ekspresif dan Tuan Abu-Abu

Terima kasih Tuhan masih memberi saya kesempatan untuk terus belajar ...

Pasti pernah punya teman yang sering menceritakan temannya yang lain kan? bukan nge-gosip atau apa. Melainkan bercerita sesuatu yang positif tentang temannya itu. 
Kaya yang baru gw alamin beberapa bulan belakangan. 
Sebut saja teman gw, nona ekspresif. gw kenal nona ekspresif ini dengan tidak sengaja, kita diharuskan kerjasama.
gw suka dengan nona ekspresif ini karena jalan pikiran dia beda dengan anak seusia kami pada umumnya (hmm, ralat, anak seusia kami yang gw kenal deh). Nona ekspresif ini punya impiannya sendiri, dia selalu berbinar2 kalau menceritakannya. Keinginan dia untuk melanjutkan pendidikan di luar Indonesia, dan segudang impian lainnya. Nona ekspresif ini tau caranya bermimpi. 

Gw seneng kalau harus menghabiskan waktu sama nona yang satu ini. Pasti ada aja hal positif yang bisa gw ambil dari setiap ngobrol iseng yang ga ada juntrungannya. Di setiap ceritanya dia selalu menyebutkan temannya yang satu ini, sebut saja tuan abu-abu. Nona ekspresif ini dapat banyak pelajaran hidup dari tuan abu-abu. Apa yang ia dapat, dia share k gw. dan isinya luar biasa. Dari cerita nona ekspresif ini, tuan abu- abu ini gw nilai orang yang sudah sangat matang, berprinsip dan ga segan2 bilang klo dia punya pandangan yang beda (kadang benar2 beda) tentang beberapa hal.

Gw tipe orang yang senang berasumsi, berhayal, bervisualisasi ya apapun istilahnya. Gw suka membentuk figur seseorang berdasarkan hal yg gw terima, gw baca, gw tau dan gw dengar. Dan biasanya perkiraan gw 97% tepat. Hal yang sama gw lakukan buat tuan abu-abu ini. Ya sekedar iseng aja, biar klo nona ekspresif cerita gw bisa bikin gambaran nyatanya d dalam otak gw..

Dan sampai suatu saat gw akhirnya bertemu dengan tuan abu-abu ini, sama nona ekspresif juga pastinya. Dan lo tau apa, baru sekarang gambaran gw melenceng 100%. Beda banget, bukan dalam hal negatif ya, tuan abu-abu ini terlihat childish (gesture badannya). Dan cara dia bercanda sama dengan kebanyakan teman seusia gw (gw lupa dia umur berapa). Gw  kagum banget sama tuan abu-abu ini. Dia sama sekali ga menonjolkan kalau dia punya potensi yang sangat besar untuk menjadi orang besar dan kuat. Dia memilih tetap pada jalannya, memiliki visi dan misi tersendiri, berkembang dalam cangkangnya sendiri, mungkin terdengar egois atau terdengar pengecut?

dan sepulangnya dari pertemuan itu, gw berfikir. Apa gw bisa jadi seperti dia? Ga usah mempesona orang dari pertama kali orang tersebut melihat gw, tapi dari isi otak gw. Dari apa yang ga terlihat bukan dari yang terlihat. 

Semoga gw bisa bertemu lebih banyak lagi tuan abu-abu yang bisa men-share pikiran-pikiran briliannya yang sangat tidak abu-abu :)



Tidak ada komentar: